PASKAH (Lanjutan II)
Ketetapan Allah tentang keselamatan ialah: kasih karunia. Hal ini disuarakan Paulus dalam surat Efesus, Ef 2:8-9. Sebagaimana kita tahu bersama, kasih karunia adalah satu pemberian yang pada dasarnya kita tidak layak menerimanya. Jadi semua orang yang tidak layak menerima keselamatan itu, kepada mereka Allah mau memberikannya. Jadi pada hakekatnya keselamatan itu diperuntukkan bagi umat manusia. Paulus memang menambahkan ‘karena iman’. Iman kepada Yesus Kristus tentunya. Jika kita memahami makna iman ialah: ‘ya demikianlah adanya’, sebagaimana diartikan dalam bahasa Ibrani, maka setiap orang yang tidak lagi mendasarkan keselamatannya pada perbuatan diri sendiri, tetapi pada kasih karunia Allah, ia mengimani kematian seorang kurban demi keselamatannya. Menurut hemat saya, biarpun ia bukan Kristen, kurban Yesus efektif berlaku bagi dia.
Ada orang mengatakan: jika demikian, mengapa kita harus memberitakan Injil? Toh orang lain dapat keselamatan yang ada di dalam Kristus! Injil harus diberitakan karena itu adalah perintah Tuhan Yesus! Karya Kristus di kayu salib itu menurut hemat saya secara pribadi mempunyai dua sisi. Sisi pertama, salib menyelamatkan umat manusia. Sisi yang kedua salib menjadikan seseorang itu anak Allah, jika ia percaya pada pengorbanan tersebut. Kita memberitakan Injil, agar orang itu percaya kepada pengorbanan Kristus, ia diselamatkan dan dijadikan anggota keluarga Allah.
Kita semua tahu bahwa setiap peristiwa memiliki transendensinya sendiri. Transendensi itu adalah sebuah misteri yang kita pada umumnya telah tolak atau tak terungkap bagi kita. Demikian juga dengan Paskah. Paskah itu lebih besar dari apa yang kita pahami sekarang ini. Jelas, Paskah tidak hanya untuk orang Kristen. Paskah itu adalah untuk dunia. Paskah itu berbicara tentang Darah Anak Domba Allah yang dibawa ke hadirat Allah di surga demi keampunan dosa umat manusia. Bukan umat Kristen dan mereka yang mau percaya dan jadi Kristen. Paskah di Mesir memberi penjelasan tentang hal itu bagi kita. Musa mengatakan: “Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN” Kel 12:12. Huruf tebal dari saya.
Tatkala tulah kesepuluh datang, seluruh anak sulung harus mati, termasuk anak sulung binatang. Tetapi karena darah domba Paskah itu telah dioleskan ke ambang pintu, maka anak sulung yang punya rumah dan anak sulung binatang tidak binasa. Jika anak sulung manusia tidak binasa, itu karena mereka tahu bahwa ada darah dioleskan di ambang pintu rumah mereka. Tetapi anak sulung binatang tidak tahu akan hal itu. Binatang itu tidak percaya akan domba Paskah yang disembelih. Namun anak binatang itu turut menikmati keselamatan yang telah dinikmati manusia di rumah itu. Jadi domba Paskah itu darahnya berguna bagi mereka yang percaya akan firman Allah yang disuarakan Musa. Tetapi juga bagi yang tidak percaya dan tidak tahu akan adanya firman itu di dalam hidupnya. Itulah transendensi Paskah yang dilakukan orang Israel di Mesir.
Jika di Mesir Allah turut memperhitungkan binatang agar selamat, bagaimana mungkin Ia tidak memperhitungkan manusia yang diciptakan-Nya seturut gambar-Nya sendiri, tetapi tidak percaya kepada Kristus. Saya tetap percaya, tidak ada keselamatan di luar Kristus. Kristuslah kurban bagi pendamaian karena keberdosaan manusia. Hal itu sangat jelas terlihat di Taman Getsemani. Yesus meminta agar cawan dilalukan. Makna dari permohonan itu ialah: jika mungkin manusia dapat diselamatkan di luar kematian-Nya, maka biarlah Bapa di surga mengambil jalan tersebut. Tetapi ternyata surga diam. Itu berarti tidak ada jalan lain. Hanya Yesus yang dapat memungkinkan orang masuk surga melalui kurban-Nya. Pernyataan Tuhan dalam Yoh 14:6 sering kita tafsirkan dengan mengatakan: melalui percaya kepada Yesus Kristus. Tetapi Yesus di sana mengatakan: “Tidak ada seorang pun yang sampai ke Bapa kecuali melalui Aku”. Pernyataan itu tidak mengatakan: kecuali percaya kepada-Ku. Tidak!
Contoh sudah kita utarakan di atas. Pemungut cukai itu dibenarkan pada hal ia tidak kenal Yesus Kristus. Karena ia tidak kenal, maka ia tidak percaya. Tetapi ia dibenarkan. Dengan cara seperti itulah orang beriman di PL dibenarkan. Mereka semua dibenarkan karena Allah telah memberi mereka jalan keluar, yakni melalui korban penghapus dosa. Penggenapan korban penghapus dosa itu ialah: Yesus Kristus. Hal yang sama juga dapat kita katakan dengan orang orang di luar Yahudi dan Kristen. Jika ada orang yang tidak lagi dapat mempercayai dirinya sendiri dengan ibadah yang diajarkan agamanya di dalam rangka keselamatan jiwanya, maka Kristus sebagai korban jadi efektif bagi dia.
Persoalannya ialah: siapa yang membuat dia berpaling kepada Allah? Di sinilah peran dari Roh Kudus. Kita juga sering memahami, Roh Kudus hanya bekerja di kalangan orang Kristen. Pada hal Alkitab berkata bahwa Roh Kudus itu namanya juga Roh Yesus, Roh Kristus. Yesus diberi Allah untuk dunia. Jika demikian, Roh Kudus yang namanya Roh Yesus pun diberikan kepada dunia. Doktrin kita yang mengatakan bahwa mereka yang percaya kepada Kristus itulah yang selamat membuat kita membatasi karya Roh Kudus hanya bagi orang beriman. Yesus mengatakan Roh Kudus itu seperti angin. Ia tidak dapat dikontrol manusia. Ia berdaulat. Ia dapat bekerja dimana saja dan kapan saja, seturut kehendak-Nya. Kita tidak tahu bagaimana cara Roh Kudus untuk membuat orang tidak lagi bersandar pada diri sendiri dan doktrin agamanya tentang keselamatan. saya tetap yakin Roh Kudus bekerja dalam kasih karunia-Nya. Nama Roh Kudus juga disebut sebagai Roh Kasih Karunia.
Pertanyaan yang masih perlu dijawab ialah: mengapa kita memberitakan Injil? Sudah dijawab di atas tadi. Itu adalah Amanat Agung Yesus Kristus. Alkitab menuturkan bahwa orang percaya akan memerintah, bersama dengan Kristus. Ada orang yang bertanya: siapa yang akan diperintah? Memang akan menjadi sebuah pertanyaan besar jika hanya orang yang percaya yang selamat. Tetapi jika ada orang yang selamat tetapi tidak percaya dan tidak mengenal Yesus Kristus, wajar saja ada yang diperintah. Dalam ibarni 12:23 kita menemukan adanya jemaat anak anak sulung yang terdaftar di surga. Jika ada jemaat anak anak sulung, maka logikanya ada juga jemaat adik adiknya. Mereka yang percaya itulah jemaat anak anak sulung. Menurut hemat saya secara pribadi mereka yang tidak percaya ialah: anak anak selanjutnya. Darah Anak Domba Paskah yang telah disembeli telah membeli mereka oleh karya Roh Kudus yang memanggil mereka untuk tidak percaya pada diri mereka sendiri tentang keselamatannya. Roh Kudus memanggil mereka untuk percaya kepada kurban yang sudah tersedia bagi umat manusia demi keselamatan mereka.
No comments:
Post a Comment