Blog resmi RUAS NI HKBP NA MASIHAHOLONGAN : "Horas jala dame ni Debata ma di hita saluhutna, dibagasan Kristus Jesus Tuhanta i." Amen..
Visi Group Ruas ni HKBP na Masihaholongan : Ruas ni HKBP mangerbang gabe ruas na inklusif, dialogis huhut margogo pahembanghon parngoluon na marmutu dibagasan holong ni Tuhanta Jesus asa gabe hasangapon di Debata Ama pargogo na so hatudosan.
Misi : Pahinsathon holong ni roha ni sude ruas ni HKBP.
Prinsip : Gabe sira dohot panondang (Mat 5 : 13-14)
.
« »
« »

Friday, March 16, 2012

PASKAH (Lanjutan I)

Lanjutan dari tulisan tentang Paskah yang terdahulu (Oleh St. Charles Siahaan)

Untuk lebih memahami makna darah itu diperuntukkan bagi Allah, maka kita akan menyoroti perayaan Hari Pendamaian – Yom Kippur – sebagaimana diuraikan di dalam kitab Imamat pasal 16. Dalam perayaan ini ada dua ekor kambing yang dipersembahkan sebagai penghapus dosa seluruh Israel. Kambing yang pertama disembelih. Darahnya dibawa imam besar ke ruang maha kudus. Tatkala darah kambing yang dipersembahkan itu dipercikkan ke Peti Perjanjian Tuhan, maka segala dosa orang Israel dihapus. Tidak ada seorang pun orang Israel yang melihat peristiwa itu selain imam besar itu sendiri. Darah itu tidak diperuntukkan bagi manusia, tetapi bagi Allah. Menurut PB, segala ibadah di dalam PL adalah bayangan dari apa yang dilakukan Tuhan Yesus. Itu berarti Tuhan sendiri yang membawa darah-Nya langsung ke tahta Allah di surga sebagai Imam Besar kita. Hal ini diuraikan dengan jelas oleh penulis surat Ibrani dalam Ibrani pasal 10.
Tatkala darah Tuhan Yesus yang tak ada cacat celanya itu dilihat Allah di surga, maka hati Allah dipuaskan oleh darah tersebut. Maka segala dosa dunia ini diampuni Allah. Kita tahu dari perayaan Yom Kippur – hari pendamaian – tidak ada seorang pun dari orang Israel yang mengaku dosanya pada waktu itu di hadapan Allah. Perayaan ini dilaksanakan demi pengampunan Allah atas segala dosa Israel. Yesus membawa darah-Nya bukan hanya untuk dosa Israel, tetapi dosa dunia. Injil Yohanes menuturkan, Yohanes Pembabtis mengatakan: “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” Yoh 1:29. Yohanes mengatakan bahwa darah Anak Domba Allah itu menghapus dosa dunia, bukan dosa orang orang percaya. Hal yang sama disuarakannya dalam suratnya. I Yoh 2:2 “Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”. Bagi saya secara pribadi, Yohanes membedakan dosa orang percaya dan dosa dunia. Sama seperti kambing yang menjadi kurban di hari raya Pendamaian itu dua ekor. Dua duanya adalah korban penghapus dosa. Yesus adalah korban penghapus dosa orang beriman dan dosa dunia ini.

Secara tradisional kita melihat kedua hal ini dalam satu kesatuan. Kita tidak mau memisahkan Yesus sebagai korban untuk dosa dunia dan orang percaya. Lalu saya merenungkan makna dari pengorbanan Kristus. Mengapa Kristus harus mengorbankan diri-Nya? Karena Allah murka atas dosa manusia. Dari sudut pandang Allah, manusia itu tidak dapat memenuhi tuntututan-Nya atas hidup yang tanpa dosa. Lalu Yesus menjalani satu kehidupan tanpa dosa, serta Ia membawa darah-Nya, gambaran dari hidup-Nya sendiri yang tanpa dosa, sebagai korban penghapus dosa bagi seluruh umat manusia. Taktala ada manusia yang memahami bahwa ia tidak dapat membenarkan diri di hadapan Allah karena keberdosaannya, maka korban Kristus jadi efektif bagi orang tersebut. Yesus mati memang untuk orang orang seperti itu.

Ada satu ceritera yang disampaikan Tuhan Yesus sebagai contoh bagi saya. Seorang pemungut cukai pergi ke Bait Allah dan berdoa. Ia menepuk nepuk dadanya menyesali dosa dosanya. Yesus berkata: orang ini pulang dibenarkan Allah. Kata dibenarkan di sini maknanya ialah: ia dipandang Allah tidak berdosa lagi. Mengapa demikian? Toh dia tidak percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Bahkan ia tidak mengenal Yesus Kristus? Mengapa ia dibenarkan? Kisah ini kita dengar dari mulut Tuhan Yesus sendiri! Yesus sadar bahwa Dia mati sebagai kurban untuk orang orang yang tidak punya pengharapan seperti pemungut cukai ini. Sebaliknya dengan orang Farisi yang sama sama datang je Bait Allah. Ia mengandalkan kebenarannya sendiri di dalam menaati Taurat. Oleh karena itu, ia pulang tidak dibenarkan Allah.

No comments:

Post a Comment