Blog resmi RUAS NI HKBP NA MASIHAHOLONGAN : "Horas jala dame ni Debata ma di hita saluhutna, dibagasan Kristus Jesus Tuhanta i." Amen..
Visi Group Ruas ni HKBP na Masihaholongan : Ruas ni HKBP mangerbang gabe ruas na inklusif, dialogis huhut margogo pahembanghon parngoluon na marmutu dibagasan holong ni Tuhanta Jesus asa gabe hasangapon di Debata Ama pargogo na so hatudosan.
Misi : Pahinsathon holong ni roha ni sude ruas ni HKBP.
Prinsip : Gabe sira dohot panondang (Mat 5 : 13-14)
.
« »
« »

Wednesday, May 23, 2012


Hasil Diskusi 1

(Posted by Papa Jonathan Sigalingging)

Prolog:
'PASKAH' berasal dari kata Ibrani : Pesah, yang berarti melewati. Di kitab PL berawal dari perintah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir agar pada saat yang ditetapkan bangsa Israel menyiapkan korban berupa anak domba, lalu menyembelih dan memanggangnya serta memakannya dengan roti tidak beragi dan sayur pahit dalam perjamuan setiap keluarga atau beberapa keluarga bersama-sama. Kemudian darahnya diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan ambang atas rumah mereka (Band. Kel. 12:1-11). Pada waktu itu, malaikat Tuhan akan "melewatkan" maut kepada setiap mereka yang memiliki tanda darah tersebut.
Sedangkan kisah Paskah di PB adalah sbb: pada malam hari menjelang penangkapanNya, Yesus mengadakan perjamuan Paskah dengan murid-muridNya, di dalam perjamuan itu Yesus tidak menyembelih dan memanggang anak domba sebagai santapan perjamuan; karena Yesuslah "Anak Domba Allah", korban yang sejati dan tidak bercacat cela, yang menjadi pengampunan dosa bagi banyak orang (Band. Mat.26:27-28). Roti sebagai "lambang" tubuhNya dan anggur sebagai "lambang" darahNYA.
Dan Yesus memerintahkan para muridNya untuk mengadakan perjamuan itu sebagai perjamuan Paskah baru dan peringatan akan diriNya (Band. Luk. 22:19-20).
Di dalam gereja-gereja Kristen, terutama ritus Latin, perayaan dimulai pada hari Jumat Agung. Gereja-gereja biasanya menyelenggarakan kebaktian pada hari tersebut, umat Katolik Roma biasanya juga berpuasa pada hari ini. Kebaktiannya diliputi dengan perasaan duka karena memperingati sengsara penderitaan dan kematian Yesus di kayu salib. Gereja-gereja Protestan biasanya melanjutkan kebaktian dengan sakramem Perjamuan Paskah untuk memperingati Perjamuan Malam Terakhir Yesus.
Umat Protestan (seperti HKBP) biasanya menggabungkan kebaktian malam Paskah dengan kebaktian Minggu pagi, yaitu mengikuti kisah di Injil yang menceritakan para wanita yang datang (ziarah) ke kubur Yesus pada pagi-pagi benar pada hari pertama Minggu itu. Ada gereja yang menyelenggarakannya pada sekitar subuh (kebaktian subuh), dan biasanya dilangsungkan di luar ruangan seperti halaman gereja atau taman di dekat gereja, namun banyak pula yang merayakannya setelah matahari terbit. Kebaktian Minggu untuk memperingati kebangkitan Yesus ini (baik bersama-sama atau berbeda dari kebaktian subuh tersebut) dirayakan dengan sikap penuh sukacita, termasuk lagu-lagu yang dinyanyikan juga lagu yang bernuansa kemenangan.
Lalu bagaimana makna Paskah sesungguhnya bagi kita? Dari PL dan PB sampai sekarang Paskah tidaklah berubah makna. Akan tetapi karena Kristus telah menggenapi seluruh apa yang tertulis maka setiap orang yang memiliki tanda "darah" Kristus dalam hidupnya, Tuhan Allah pun akan melewatkan (pesah) maut bagi kita. Dengan kata lain mereka yang percaya dan menerima Kristus Yesus dalam hidupnya sebagai kurban penebus dosa, dosanya telah dihapus, "sudah selesai". Dengan pertolongan Roh Kudus, pengakuan iman yang benar (yang dibarengi pertobatan yang sungguh-sungguh) akan berbuah dan terlihat dalam hidupnya yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri (Gal.5:22-23).
Kita tidak lagi memberi diri diperbudak oleh perbuatan daging yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya (Gal.5:19-21). Kenapa? Karena Kristus telah menang, maut sudah dikalahkan. Terpujilah Allah karena "Pemenang" tadi, yang kita undang hadir sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidup ini akan menolong kita untuk menang.

PERTANYAAN :
Menjelang paskah, yaitu pada hari "hamamate", banyak kita temui di kalangan orang Batak yang melakukan "ziarah". Bagaimana kondisi di jemaat HKBP saat ini? Apakah masih berlaku hal seperti itu? Meminta berkat kepada orang yang telah meninggal? Memberi garam dan atau rokok? Bagaimana tanggapan kita mengenai hal ini?
PEMBAHASAN : 1. Tradisi Ziarah:
Ziarah selama ini memang diakui masih dilakukan oleh sebagian besar jemaat HKBP yang menganggap hal ini sebagai sebuah budaya/tradisi yang sudah cukup mengakar dengan dua (2) tujuan yaitu  melakukan bersih-bersih (paias hinambor ni angka ompung i) dan bentuk lainnya sebagai bentuk untuk mengingat dan mengenang seseorang yang telah tiada (pasombu sihol ni roha do, mangingot hasomalan ni namonding i andorang dingoluna ninna) dan tanpa ada kata2 permohonan. Berziarah bagi sebagian orang bukan berarti memberhalakan tapi mengingatkan kita akan kematian yang kelak datang dan juga mengingatkan kita kepada mereka yang mendahului kita. Mungkin bisa diperbandingkan dengan kebaktian akhir tahun parhuriaon yang mana dimasukkan acara parningotan tu angka na monding, jadi sebatas mengingatkan saja. 2. Meminta Berkat:
Tanpa dipungkiri saat melakukan ziarah maka ada saja sebagian ruas atau keluarga kita yang datang untuk meminta berkat seperti yang biasa dilakukan dan diyakininya, namun sepertinya tidak masuk akal untuk jaman sekarang tetapi kenyataannya masih ada, baik yang di huta maupun yang di kota.  Hal ini mengingatkan kita pada tradisi penyembahan oppung leluhur kita dahulu yang meminta pasu-pasu (berkat) kepada roh orang yang sudah meninggal dan bukan kepada Tuhan.
Dalam tradisi ini menyebutkan bahwa arwah orang mati di tempatkan di suatu tempat dan dijaga oleh malaikat sedangkan yang datang ke kita adalah jelmaan si iblis. Tidak beda jauh hal ini dengan kepercayaan dari saudara kita yang muslim yang mengatakan arwah orang mati ada disuatu tempat sebelum mereka masuk ke ruang penghakiman.
Dengan demikian sesuai iman Kristen yg sdh kita terima yg menyatakan bahwa sumber berkat adalah berasal dari Tuhan maka kita patut mempertanyakan apakah meminta berkat ini sesuai dengan ajaran firman Tuhan? Apakah selama ritual "sihol" itu terdapat hal2 (kata2) yg bertentangan dgn firman Tuhan?
3. Memberi garam/rokok:
Saat ziarahpun ternyata dalam tradisi kita masih saja ada sebagian jemaat yg melakukan pemberian benda tertentu (garam, rokok, dll) yg menurut keyakinannya adalah sebagai prasyarat untuk memanggil oppung atau arwah org yg telah meninggal.
Kepada siapa sebenarnya garam, rokok, atau bahkan nasi beserta lauk pauknya itu kita beri? kepada roh manusia yg telah matikah atau kepada setan?
Garam disini adalah berarti seperti batas antara orang hidup dan yg telah mati, agar orang yang masih hidup tidak terganggu segala aktivitasnya (sira dison ima songon batas ni na mangolu dohot angka tondi na hodar, asa unang gabe targanggu do aktivitas ni jolma na mangolu molo tung pe laho ziarah tu udean). 
Setelah diperdalam makna hal ini maka ternyata memberi rokok, makanan, atau sesajen yang lain itu sangat tidak bermanfaat dan tak berguna dimata Tuhan. Selain itu berdasarkan nilai2 Batak yang terkandung dalam HKBP tidaklah mengajarkan kita kepada pemberian sesajen dalam melaksanakan ziarah ke makam. Tidaklah perlu memberikan garam dan rokok apalagi meminta berkat karena hal ini sudah melanggar  firman Tuhan. 4. Mendoakan Orang Meninggal :
Sama seperti aktivitas lainnya selama berziarah maka mendoakan orang meninggal (kirim doa) adalah tidak berkenan di hadapan Tuhan dan hal ini tidak boleh dilakukan sebagai pengikut Kristus (band. Konfessi HKBP).
Patut diingat bahwa pada saat kita meninggal maka itu menjadi urusan Tuhan. Tidak ada hubungan lagi antara org yang masih hidup dan yg telah mati. Dengan demikian kita menolak pendapat yg mengatakan kita bisa mendoakan org mati dan meminta kepada Tuhan agar berada dekat disisiNya dengan meyakini bahwa hanya tubuhnya yang mati namun rohnya masih ada (daging do anggo namate alai tondi tetap marsigonggoman).
Masih ingatkah kita pada sebuah cerita ttg seorang kaya yg mati dan memohon agar Abraham meminta kpd Lazarus untuk mencelupkan ujung jarinya ke lidahnya? dari sana kita lihat sudah TIDAK ADA lagi hubungan antara org hidup dan orang mati.
Berikut adalah beberapa ayat firman Tuhan yg berkaitan dengan keadaan orang yg telah mati:
- Dan lagi, "Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya." Mazmur 146 : 4.
- "Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang sudah mati tidak tahu apa-apa." Pengkhotbah 9 : 5.
- "Karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi." Pengkotbah 9 : 10.
- Sebagaimana awan lenyap dan melayang hilang, demikian juga orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali. Ayub 7:9
Catatan : Konfessi HKBP tahun 1951:

PASAL 16. TENTANG PERINGATAN ORANG MENINGGAL

Kita percaya dan menyaksikan :

Manusia telah tentu satu kali mati dan kemudian daripada itu datang hukuman (Ibr. 9: 27). Mereka itu akan berhenti dari kelelahannya (Wahyu 14: 53). Dan Yesus Kristuslah Tuhan dari orang-orang yang mati dan yang hidup.

Dalam kita mengadakan peringatan kepada orang yang mati, kita mengingat pula akhir kita sendiri dan menguatkan pengharapan kita pada persekutuan orang-orang percaya, yang menetapkan hati kita di dalam pergumulan hidup ini (Wahyu 7: 9 – 17).

Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran animisme yang mengatakan : roh-roh dari orang-orang mati masih dapat bergaul dengan manusia. Demikian pula ajaran yang mengatakan : roh dari yang mati tinggal di kuburnya. Juga kita tolak ajaran dari Gereja Katholik Roma yang mengajarkan tentang api ujian (vagevuur) yang harus dialami seberapa lama untuk membersihkan roh orang mati, sebelum tiba kepada hidup yang kekal dan orang dapat melakukan missa untuk orang mati dan mendoakan orang mati itu supaya lebih cepat terlepas dari api itu.

Demikian pula doa kepada roh dari orang-orang kudus dan yang mengharapkan bahwa kekuatan dan kekudusan orang itu dapat turun dari kuburan, pakaian, barang atau tulang-tulangnya (relikwi).

APA YANG HARUS KITA (GEREJA) LAKUKAN SEKARANG?
Banyak tradisi orang Batak yang diturunkan dari generasi sebelumnya ke generasi sekarang, salah satunya adalah Ziarah.
Awalnya Ziarah memang disadari sungguh banyak terjadi penyimpangan dari sudut iman Kristen. Oleh karena itu maka kita yang hidup dan percaya atas pemberitaan firman ke tanah Batak maka sudah sepantasnya hidup atas terang firman Tuhan.
Pemahaman yang benar akan makna tradisi2 Batak itulah yg harus kembali diajarkan dan disosialisasikan dgn baik kepada warga gereja agar dapat menjawab keyakinan dari segi budaya dan iman kristani.
Beberapa hal yang dapat dilakukan gereja adalah Pembinaan khusus seputar tradisi dan ke-adatan Batak dilihat dari perspektif firman Tuhan. Hal lainnya bisa dengan memasukkan informasi2 yg benar menyoal ini dlm khotbah2 minggu atau di acara kebaktian lainnya.

Diskusi ini diikuti oleh : Riantoo Doloksaribu, Jojor Nainggolan, Andika Sitorus, Ferdinand Ricardo Hutabarat, Berliana Tambunan, Junior Junjungan, Aron Merdeka Nababan, Nurmala E F Sibarani, Japintar Manik, Satria Dneprodzerzhinsk Purba, Marben Butarbutar, Aron Merdeka Nababan, Alexander Sinaga, Inta Susan Sirait-Vacilotto, Andika Sitorus, Pdt Hendri Julianto Siregar, dan Papa Jonathan Sigalingging (moderator).

Tata Ibadah Doa Syafaat untuk HKBP Filadelfia
(Created by Roganda Manurung)
Sabtu 5 April 2012 Pukul 20.00 Wib di rumah masing-masing.

Panduan:
1. Ibadah kami buatkan dalam bentuk responsoria, memenuhi permintaan Bapak ketua dan beberapa teman kita.
2. Nyanyian kami buatkan dalam bahasa Batak, tentunya dari buku ende kita, untuk selalu menyegarkan kecintaan kita terhadap HKBP.
3. Bagi yang melaksanakannya sendiri: Responsoria dirangkap saja sekaligus, untuk yang dua orang tau lebih, ikutilah sesuai acara.
4. Acara kita mulai secara serentak pada jam 20.Wib/ tepat.

Doa orang benar sangat besar kuasanya. [Yakobus 5 : 16]

Saat teduh....

1. Bernyanyi dari BE no 121 : 1 – 2

Jesus Raja ni huria na porsea na nabadia pasupasu ma au onSai sungguli ma rohangku mangihuthon Ho RajangkuPargogoi ma au tontong, pargogi ma au tongtong
Lehon Tondi Parbadia saor tu roha ni huria di sandok portibi onAsa tong sada rohana nang marserak pe ruasnNa Pasangaphon Ho tongtong pasangaphon Ho tongtong
2. Saat teduh ....
3. Membaca firman Allah: Amsal 15:8+29


Korban orang fasik adalah kekejian bagi Allah, tetapi doa orang jujur dikenanNyaTuhan itu jauh dari orang fasik tetapi doa orang benar didengarNya.
(pesannya: berdoalah secara jujur, sebagai orang benar.)

4. Bernyanyi dari BE no 223: 1+3
Husomba Ho Tuhan tangihon au sangkapMu ma tongtong pasaut tu ahulam ganda baenonMi holong ni rohangkisai lam gandai holong tu Ho
Di natargogot au hansit huaeHo na mangapul au tu Ho au laoHaposanki do Ho, Ho sipangolu do Sai lam tambai holong tu Ho

5. Doa Pengampunan dosa
P : Allah Bapa di dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus, kami tinggikan namaMu untuk segala berkat dan karuniaMu. Kami membutuhkan Engkau Tuhan, membutuhkan Engkau, umatMu membutuhkan campurtanganMu.
J : Datanglah Tuhan, penuhilah hidup kami, berkenan dan berkati ibadah ini.
P : Kami berseru memanggil namaMu.
J : (menyanyikan) 1 1 1 1 2 .2 3 . 1 1 2 3 4 .4 4 . 3 3 3 3 2 .2 1 . Tuhan Kasihanilah, Tuhan kasihanilah, Tuhan kasihanilah.
P : Dengan lembut Engkau berkata: Berserulah kepadaKu maka Aku mendengar dan akan melepaskan engkau.
J : Tuhan kasihanilah, Tuhan kasihanilah, Tuhan kasihanilah.
P : Engkau penguasa alam raya, pencipta segala yang ada. Pendiri gerejaMu dan yang telah memanggil orang-orang percaya beribadah kepadaMu. Tuhan, Tataplah TubuhMu HKBP Filadelfia yang hingga kini masih mengalami kesesakan...
J : Tuhan Kasihanilah, Tuhan kasihanilah, Tuhan kasihanilah.
P : Untuk izin Pendirian gereja itu.
J : Tuhan Kasihanilah, Tuhan kasihanilah, Tuhan kasihanilah.
P : Untuk Pemimpin dan parhalado.
J : Tuhan Kasihanilah, Tuhan kasihanilah, Tuhan kasihanilah.
P : Untuk Jemaat.
J : Tuhan Kasihanilah, Tuhan kasihanilah, Tuhan kasihanilah.
P : Untuk para intoleran.
J : Lembutkan hati mereka. Tuhan dengarkanlah.
P : Untuk ibadah yang masih mengalami hambatan.
J : Tuhan Kasihanilah, Tuhan kasihanilah, Tuhan kasihanilah.
P : Untuk Para pemimpin wilayah khususnya pemerintah kota Bekasi.
J : Ajar mereka untuk mengasihi dan menjadi pengayom bagi masyarakatnya, didik mereka untuk berlaku adil dan bijaksana, Tuhan dengarkanlah.
P : Untuk setiap hati yang menderita.
J : Tuhan Kasihanilah, Tuhan kasihanilah, Tuhan kasihanilah.
P : Ya Allah kami, hanya kepadaMu kami berseru, berdoa, memohon pertolongan, segerakanlah pertolonganMu bagi mereka. Pelihara hidup jemaat dan parhalado di sana, Kuatkan mereka untuk setiap aktivitas, untuk pelayanan dan ibadah demi pemulaian namaMu. Amin

6. Saat teduh.....

7. Bernyani dari BE no 183 : 3
On pe holan asiniroha sipangasahononhon iSipujiongku do Jahowa dung ro napamanathon iUnduk huhut las rohangki mamuji asiroha i mamuji asiroha i.

8. Doa syafaatTopik:
• Pengabulan izin IMB gereja
• Jemaat dan Parhalado agar tabah dalam kesesakan dan semangat dalam memikul salib
• Intoleran, agar Tuhan mengetuk hati mereka
• Penyelenggaraan setiap pelayanan untuk minggu-minggu berikutnya.

9. Bernyani dari BE no 30 : 4

Sai tangihon ale Tuhan molo martangiang hami be tu HoPasupasu marlobian lehononMu tu na ro manopot HoSai dongani nama hami asa hot diparpadananMian hami sahat ro tu hasonangan

10. Doa Bapa Kami.

KEBIJAKAN DASAR SEKOLAH MINGGU HKBP
 (Written by Daniel Taruliasi Harahap)
Pendahuluan
Untuk memberdayakan, memberi arah dan memberi batasan atas ruang lingkup tugas Departemen Sekolah Minggu HKBP (mungkin namanya akan berganti sesuai Aturan yang baru nanti, karena di Kantor Pusat HKBP akan ada hanya 3 Departemen : Koinonia, Marturia dan Diakonia), perlu dibuatkan Kebijakan Dasar Sekolah Minggu HKBP. Dalam hal ini perlu bahwa ada perbedaan antara Departemen Sekolah Minggu (unit) dengan (kegiatan) Pelayanan Anak Sekolah Minggu (ASM).(Departemen) Unit Pelayanan Sekolah Minggu merupakan wadah pelayanan Sekolah Minggu selaku motivator, fasilitator dan koordinator.Memang pusat perhatiannya adalah ASM. Disamping itu ada lagi yang menjadi perhatiannya, yaitu : Guru – guru Sekolah Minggu dan orangtua ASM. Unit ini bukan selaku pelayan (pelaksana). Pelayanan terhadap ASM ada di tingkat jemaat setempat (huria marsada-sada).

Kebijakan Dasar Sekolah Minggu meliputi Kebijakan Unit Sekolah Minggu dan Kebijakan Pelayanan (AS). Dalam pelayanan ASM orangtua diikutsertakan dan diberdayakan / diperlengkapi sehingga mereka menjadi orangtua yang efektif. Parhalado juga diberdayakan agar mereka menyadari tanggungjawabnya dalam pelayanan Anak Sekolah Minggu dan termotivasi untuk semakin mengembangkan pelayanan ASM. Pihak lain yang ikut dalam pelayanan Sekolah Minggu adalah STT, SGH, Sekolah Bibelvrow dan Pendidikan Diakones HKBP. Diharapkan lembaga ini memuat pendidikan ASM dalam kurikulumnya.

BAB I 
PENGERTIAN, VISI DAN MISI 
Pengertian Dasar Sekolah Minggu
Sekolah Minggu adalah Sistem Pelayanan gereja yang bermutu bagi generasi muda pada jenjang usia anak-anak kelompok bermain, SD dan remaja.

Visi Sekolah Minggu adalah :Pelayanan Sekolah Minggu menjadi suatu sistem kepelayanan anak yang handal. terpercaya dan yang mampu meletakkan fundasi iman yang kokoh pada generasi kelompok usia agar kudus, taat dan berdisiplin dalam nasehat dan ajaran Tuhan Yesus Kristus dan menjadi berkat dimanapun anak berada.

Misi Sekolah Minggu HKBP adalah :Memberdayakan setiap unsur (orang tua, kaum profesional / integrial) warga jemaat untuk pelayanan Sekolah Minggu Mengadakan kerjasama terstruktur dan terlembaga dengan unsus-unsurdiatas. Menyelenggarakan Ibadah, Kurikulum Pendidikan dan perenese sesuai dengan alamiah / kodrat anak,terprogram (bertahap, berkelanjutan, terukur). Melaksanakan pelayanan (perbuatan terprogram, terstruktur, teruji dan terukur) yang mendorong perkembangn dan pertumbuhan Kemampuan Spritual, Kemampuan Emosional, Kemampuan Mental, Kemampuan Intelektual. Menyelenggarakan pelayanan anak dengan terorganisasi , sifat partisipatif dan bertanggungjawab

BAB II 
PRINSIP DASAR KRISTIANI PELAYANAN TERHADAP ANAK SEKOLAH MINGGU
Pilihan Allah terhadap bangsa Israel menjadi umatNya didasarkan pada kasih dan karunia Allah semta dan bukan karena adanya nilai tambah yang dimiliki bangsa itu.(Ul.7:7-8). Guna mewujudkan pemilihan itu, Allah membebaskan mereka dari negeri perhambaan Mesir, membimbing dan memelihara di perjalanan dan memberikan tanah yang penuh berkat. Umat pilihan diikat dengan janji dan berkat yang tertuang dalam Dekalog (Kel.12), agar umat itu mempercayai Jahweh adalah Esa dan Maha Kuasa, Dialah Tuhan bagi umat itu dan umat itu menjadi milikNya. Allah tetap setia terhadap ikatan janji itu meskipun umat itu selalu menyeleweng. Bahkan di dalam pengalaman pahitpun, Allah tetap mengasihi dan melimpahkan karuniaNya kepada umat, agar mereka berbalik kepadaNya (Yes. 54:10). Umat Israel adalah satu komunitas Kudus, karena Allah pemilikNya adalah kudus. Kekudusan itu menjadi tabiat khas dari tiap komunitas yang mengalami kasih dan kekuasaan Allah di sepanjang sejarah, yang kelak dinamakan dengan warga kerajaan Allah atau warga gereja. Sebagai tanda kewargaan di dalam komunitas pilihan ini, Allah menetapkan sunat dan kemudian menjadi babtisan kudus yang dilakukan sedini mungkin pada masa bayi.

Anak adalah berkat keturunan dari Allah (Maz. 127:3), yang kehadirannya harus diterima dengan ucapan syukur dan senang hati. Meskipun anak adalah berkat, tetapi orangtua bukanlah pemilik, dananak tidak merupakan subordinal dari orangtuanya. Status anak di dalam komunitas adalah sama dengan status orang dewasa (Kej. 4:22, Ul. 14:1, Gal. 3:28). Dlam hal ini anak adalah subyek. Untuk menerima diri sebagai warga kerajaan Allah, anak perlu memahami isi perjanjian Allah dengan umat pilihanNya, mengalami kuat kuasa dan kasih Allah yang membebaskan. Dalam hal ini anak adalah obyek (Maz. 78:5-6).

Allah adalah pencipta, Pemelihara, dan Penyelamat mempunyai tujuan yng pasti sesuai dengan rencanaNya melalui kehadiran anak dalam komunitas kerajaan Allah. Anak menjadi berkat bagi keluarga, komunitas dan bagi masyarakat luas termasuk yang belum menjadi wargakomunitas itu (Kej. 12:2-3, Gal. 3:8). Sebagai warga dan pewaris kerajaan Allah, anak wajib dilibatkan dalam dinamika kehidupan persekutuan guna memahami dan mengaktualisasikankepemilihan Allah terhadap dirinya dalam kehidupan sebagai anak (Ul. 6:21-25). Dengan demikian, anak tidak merasa sebagai orang asing dalam persekutuan tersebut, bahkan melalui keterlibatan mereka diharapkan mereka memperoleh pengalman yang sama seperti yang dialami oleh nenek moyang mereka dalam hal cinta kasih Allah yang menyelamatkan.

Yesus menegaskan keberadaan anak di dalam kerajaan Allah. Anak adalah pemilik (Mark. 10:14,Luk.18:16), yang memperoleh hak azasi dan kebebasan dari Allah sebagaimana alamiah anak itu sendiri untuk memasuki dan ikut serta di dalam sejarah perjalanan kerajan Allah. Ia mengecam pihak manapun yang berusaha melecehkan, mempersulit atau menghalangi dalam bentuk apapun (filsafat, struktur, organisasi, pendekatan, dsb.) sehingga anak tidak dapat mengenakan haknya didalam perjalanan komunitas kerajaan Allah (Mat. 18:5-6+10). Bahkan figur anak dengan kebersahajaannya (tulus dan polos) adalah bukti pertobatan sejati (Mark.10:15).

Reformator, DR.Martin Luther mengatakan bahwa tidak ada dosa yang lebih berat daripada kelalian mendidik anak di dalam firman Allah. Untuk itu, sebelum menempuh perkawainan, gereja harus memperlengkapi kedua calon mempelai dengan pemahaman visi, misi, makna kekeluargaan dan pengetahuan serta ketrmpilan guna mendidik anak (Ibr.2:13). Perlengkapaan ini sangat vital dan startegis, dan perlu diprogramkan dengan berkesinambungan mulai dari konseling pranikah. Katehisasi sidi dan pemberdayaan keorangtuaan.

Orangtua, bapak dan ibu yang setia terhadap janji yang diucapkan pada saat membaptis anak, akan terus mengembangkan panggilan sebagai imam, pendidik dan pemimpin bagi anak seisi rumahnya (Yos. 4:6 , Eps. 6:4). Untuk menerapkan panggilan tersebut, orang tua perlu menciptakan suasana, memberikan tanda atau media khas, waktu secukupnya, mempergunakan metode-metode yanga relevan untuk berkomunikasi dengan anak (Ul. 6:6-9). Orangtua harus membuat keseimbangan daya, dana, dan waktu antara mencari nafkah dengan membesarkan anak sepenuhnya. Dengan demikian, anak termotivasi untuk mendalami dirinya sebagai warga kerajaan Allah dan mempercayai Allah yang Esa di dalam Yesus Kristus. Pengaktualisasiaan panggilan ini dipertegas oleh Yesus dengan mengatakan bahwa bapak yang jahatpun tahu memberikan kebutuhan yang patut bagi anaknya (Luk.11:11-13).

Kekurangansungguhan mendidik anak adalah tanda kemurtadan (1Tim. 5:8) yang tidak dapat diampuni. Gereja dengan seluruh warganya baik kategorial, fungsional,.professional, harus bergandengan tangan dengan komitmen yang kokoh untuk merencanakan,menyelenggarakan danmengendalikan pelayanan anak Sekolah Minggu. Gereja adalah lembaga komunitas kudus, dan salah satu tugasnya ialah menolong para orangtua untuk mendidik anak melalui pelayanan Sekolah Minggu (1 Kor. 12) banyak diantara warga jemaat yang mempunyai talenta ataupun keahlian serta ketrampilan untuk mendidik anak, danpendidikan Sekolah Minggu dapat terselenggra dengan baik apabila mereka turut serta dilibatkan secara terstruktur. Guru Sekolah Minggu adalah utusan gereja untuk menyelenggarakan pendidikan Sekolah Minggu. Mereka juga sebagai perantara gereja dengan rumah tangga perlu diperlengkapi melalui progrm tertentu secara bertahap dan berkesinambungan agar pengetahuan dan ketrmpilan mereka tetap relevan dan actual dalam penyelenggaraan pendidikan Sekolah Minggu. Sangat mungkin para guru

Sekolah Minggu diperlengkapi ke jenjang yang lebih professional.Pendidikan Anak Sekolah Minggu tidak sebatas pengajaran karenapelayanan membesarkan anak di dalam disiplin dan nasehat Firman Allah(spritualitas) memaksudkan pelayanan dengan sasaran untukmengembangkan kecerdasan moral, emosional dan intelektul anak (Eps6:4). Artinya kerugma dn didakhe tidak mencukupi dan perlu diikutidengan paranese (peneguhan). Ketiga komponen ini adalah satu unituntuk membesarkan anak (Ams. 18:12).Pendidikan Anak Sekolah Minggu adalah setiap upaya nyata yangbermaksud menolong tiap anak untuk memenuhi kebutuhan spritual,moral, emosional / mental dan intelektual anak, berdasar pada rencanaAllah terhadap diri anak (berkat) dan dunia ini. Untuk itu diperlukanprogram pengajaran meliputi kurikulum, metode pembelajaran dengan mempertimbangkan kategori usia.

Pendekatan metodik tetap menghormati karakter dan ciri khas anakkarena tidaklah orang dewasa ukuran mini. Dalam kaitan inipengembangan relasi dialogis-psikologis perlu dikembangkan (Ams.22:6)sekaligus memotivasi supaya kuriositas anak tentang kuasa dan cintakasih Allah bertumbuh teguh (Kej. 12:24-27).Pendidikan Anak Sekolah Minggu berhubungan langsung dengan merosotnya gereja atau bertumbuhnya kerajaan Allah (2 Tawarikh 17:7-9 ; Ams. 3:13-15 ; Ams.8:11-12). Gereja yang taat dan setia terhadap Allhpemiliknya perlu mengadakan evaluasi yang terstruktur, terprogram,dan terus menerus terhadap penyelenggaraan pelaksanaan pendidikanAnak Sekolah Minggu . Denagn kejujuran mengadakan evaluasi ini makapeningkatan mutu pendidikan Anak Sekolah Minggu dapat direalisasikan secara mantap.

BAB III 
PRINSIP – PRINSIP DASAR MANAJEMEN PELAYANAN ANAK SEKOLAHMINGGUPrinsip-prinsip dasar itu adalah sebagai berikut.Gereja dengan keberagaman latar belakang : kategori usia, fungsi,profesi (unsur) dari warga adalah lembaga persekutuan pembelajaran.Pengertian keberagaman dalam hal ini mengandung makna seperti ko-eksistensi, ko-operasi, ko-relasi, karena setiap unsur adalah berada setara dan saling mempengaruhi.

Pelayanan gerejawi terhadap Anak Sekolah Minggu adalah prosespembelajaran formal dan informal secara seimbang dengan maksud(sasaran) mengembangkan sistem, proses daan pola perbuatan di dalamkepelayanan bagi Anak Sekolah Minggu. Dalam pengertian pembelajaranini terkandung makna penyegaran (refreshing), pemberian motivasi,pemahaman yang benar dan tepat, da komitmen.Kebersamaan di antara unsur-unsur tersebut adalah prinsip strategisuntuk melibatkan setiap unsur tanpa ragu. Untuk keteguhan kebersamaan itu diperlukan sifat sinergi yang terstruktur dan teratur,keterpaduan, kesalingbutuhan, karena semua unsur mempunyai kesempatan dan tanggungjawab yang seimbang. Sistem, proses, dan pola perbuatan-perbuatan yang terorganisasikan membutuhkan tabiat kerjasama dan dalam kaitan ini, hakikat kemanusiaan, manusia, hubungan manusiawi dan tekad saling melayani sangat menentukan.

Pemberdayaan dalam kependidikan Anak Sekolah Minggu adalah proses-proses yang bersifat sirkuler dan bukan linier. Dengan proses inidapat dikendalikan produk dan mutu serta kebersamaan.Proses initerjadi di dalam unit pendidikan Sekolah Minggu (internal) dan antaraunit internal dengan unit eksternal yang dibentuk oleh unsur-unsurwarga. Proses sirkuler itu meliputi perencanaan, pengorganisasian,pengujian, pengamatan dan pelaksanaan.Tim kerja adalah wujud dari kebersamaan yang realis, strategis dengansifat efektif dan efisien.Prisnsip ini mengimplikasikan bahwa semuapihak (penyelenggara, pengelola, pelaksana, kelurga dana bahkansekolah umum serta masyarakat pada dasarnya adalah suatu tim kerjasama.

Produk dan hasil sepenuhnya dari kepelayanan Anak Sekolah Mingguadalah sistem, proses dan pola perbuatan yang aktual dan relevandalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan anaak. Hasil ini terdiri dari jasa kurikulum, jasa hubungan dengan pihak terkait langsung(keluarga,jemaat), jasa pemberdayaan keorangtuaan, jas hubungan tidaklangsung (sekolah, masyarakat) dan jasa administrasi. Anak Sekolah Minggu adalah produk parsial.

Anak adalah pelanggan internal dan pemakai langsung jasa. Pelanggankedua adalah keluraga, ketiga adalah tempat, sekolah dan jemaat.Pengertian pelanggan mengungkapkan adanya sikap resiprokal (berbalas-balasan), saling membutuhkan, memahami kebutuhan, melengkapi.Pertumbuhan anak (mutu) dapat dicapai apabila produk sepenuhnyakepelayanan anak mengandung nilai kesesuaian antara kemampuan produk dengan kebutuhan para pelanggan. Nilai ini mempunyai ciri : (1).Relevansi, (2). Efisiensi, (3). Efektivitas, (4).Akuntabilitas/kepercayaan, (5). Kreativitas, (6) situasi yangkondusif/damai sejahtera, (7). Penampilan, (8). Ketanggapan, (9).Kepemerhatian, (10). Produktivitas. Pelayanan bermutu adalah proses-proses yang terjadi dalam penyelenggaraan semua faktor dari unitinternal yang mampu mendorong pertumbuhan kecerdasan spritual, moral, emosional/mental dan intelektual anak secara seimbang dan seutuhnya. Dalam kaitan ini perlu dibuat prioritas tentang ciri apa yang paling diutamakan anak.

Kepuasan adalah pemberian semua kebutuhan pelanggan. Jadi kinerjadari semua unit perlu mengutamakan kepuasan. Nilai-nilai kebutuhanitu adalah Security and Service (kenyamanan dan kepelayanan), Enjoyand Esteem (keceriaan dan harga diri), Love and Limits (cinta danketeraturan), Freedom and Faith (kebebasan dan kepercayaan).Kurikulum adalah faktor terkemuka yang terstruktur dan terukur,memuat program pembelajaran, ibadah dan peneguhan yang secaralangsung berhubungan dengan kebutuhan pelanggan langsung. Jasakurikulum mempunyai sifat integral, holistik, berjenjang,berkesinambungan sesuai dengan tahap kebutuhan anak.Evaluasi ditujukan kepada sistem dan proses serta pola perbuatandengan cara mengumpulkan seluruh informasi tentang penyelenggaraanpelayanan sebagai masukan untuk mengendalikan dan meningkatkan mutu. Evaluasi ini mempunyai ciri : bertahap, perbaikan, peningkatan mutu secara berkesinambungan dengan mempergunkan analisis SWOT. Di dalam evaluasi hakikat kebebasan pengendalian perlu dipertahankan agar kesempatan untuk mengembangkan kinerja dan metode secara kreatif dan inovatif untuk menjalankan tugas dengan efektif dan efisien, baik bagi penyelenggara, pengelola maupun pelaksana tetap tersedia.Faktor pemberian penghargaan SDM tidak boleh diabaikanGuru adalah SDM pelaksana dan mitra orangtua, yang telah melaluiproses seleksi dan telah menjalani pendidikan dalam hal pengembangankompetisi. Pengembangan ini adalah terlembaga, bertahap, berjenjang,berkesinambungan, dan sangat mungkin hingga ke jenjang professional.Orangtua adalah mitra dari guru, yang juga menjalani prosespemberdayaan agar menjadi bapak dan ibu yang bermutu di dalammembesarkan anak seisi rumahnya.Proses pemberdayaan ini adalahbertahap dan berkesinambungan, dan dengan memanfaatkan momentum yaang tersedia (pra nikah, katehisasi sidi). Pendanaan yang bersifat funded yaitu dana yang diperlukan tersedia dan mencukupi.

BAB IV 
PENYELENGGARA SEKOLAH MINGGU
Organisasi di tingkat Pusat, Distrik, Ressort, Huria.Tiap Distrik dapat mengembangkan programnnya secara kontekstual,sesuai dengan kebutuhan khas masing-masing Distrik dengan mengacupada Pedoman Umum Sekolah Minggu yang dikelurkan oleh (Unit) Sekolah Minggu HKBP.SDM dan sistem pemberdayaan GSM berjenjang, berkelanjutan,terlembaga, terstruktur, terukur. Diperlukan syarat bagi calon GuruSekolah Minggu untuk menjadi GSM yang diperlengkapi dengan membuka kerjasama dengan lima lembaga pendidikan teologi HKBP dan dengan FKIP UHN Jurusan PAK. Koordinator Sekolah Minggu di tiap jemaat setempat diperlukan. Kurikulum Sekolah Minggu dijuruskan sesuai pemakai kurikulum : GSM, ASM, Orangtua

Sistem pembelajaran memakai berbagai metode yang dimungkinkan. Tiga guru mengajar pada satu kelas.Sistem sekarang perlu dirobah untukmencapai tingkat mutu yang digariskan dalam visi.Anak-anak SekolahMinggu didampingi agar mereka kaya melalui pengalaman (eksperensial)sehingga kecerdasan spritual, emosional, intelejennya berkembang. Halyang visual dan eksperensial lebih berpengaruh bagi pertumbuhan anak.Prasarana dan sarana yang dibutuhkan Sekolah Minggu (alat-alat bantuseperti kursi, meja, alat-alat bermain, kertas-kertas, gambar-gambardan papan tulis) disediakan oleh jemaat setempat. Anak-anakdimungkinkan untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan SekolahMinggu . Pengadaan dana diupayakan sehingga setiap sekolah minggu di setiap jemaat setempat dapat menyelenggarakan pelayanan Sekolah Minggu dengan efektif.

(diambil dari buku Kebijakan Dasar SM HKBP - Departemen SM HKBPPearaja - Tarutung)

Pembaharuan Sistem Keuangan Gereja HKBP
(Written by Daniel Taruliasi Harahap)
HKBP adalah gereja Tuhan, milik kepunyaan Tuhan. Uang dan harta benda HKBP artinya pada hakikatnya adalah uang dan harta benda milik Tuhan yang harus dikelola dan diurus sebaik-baiknya dan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan yang empunya gereja. Dengan kata lain parhalado atau majelis HKBP, baik di level jemaat, ressort, distrik atau pusat, haruslah memposisikan dirinya sebagai penatalayan (juara bagas, stewards) dari uang dan harta benda kepunyaan Tuhan. Dengan bahasa sederhana: jemaat menyampaikan persembahannya kepada Tuhan. Parhalado atau majelis hanyalah orang-orang yang ditunjuk Tuhan mengurus dan mengelola persembahan yang disampaikan kepadaNya itu. Berhubung Parhalado atau Majelis bukan Tuhan, namun hanya hamba-hamba Tuhan, maka Parhalado atau Majelis di level manapun harus mau dan mampu kapan saja dimintai pertanggungjawaban tentang pengelolaan keuangan gereja milik Tuhan itu. 

Menurut saya mengenai pembaharuan keuangan ini ada beberapa hal yang harus dilakukan Pimpinan HKBP terpilih:

a. Meminta bantuan konsultan keuangan merancang sistem keuangan HKBP mengacu kepada standart keuangan organisasi nirlaba. Kita tidak boleh lagi berdalih mengatakan HKBP adalah gereja karena itu sistem pengelolaan keuangannya harus berbeda sama sekali dengan prinsip keuangan organisasi yang baik secara universal (atau boleh dilakukan secara asal-asalan). Justru karena HKBP adalah gereja maka pengelolaan keuangannya harus benar-benar baik.

b. Menjadikan transparansi (hapataran) sebagai prinsip keuangan HKBP secara menyeluruh. Baik secara teologia Kristen, maupun secara budaya Batak, dan juga pemahaman modern, ketertutupan organisasi sosial dan keagamaan di bidang keuangan tidak dapat lagi diterima. Kita bersyukur bahwa banyak jemaat HKBP sudah sangat transparan keuangannya (penerimaan dan pengeluaran terbuka). Namun pengelolaan keuangan HKBP di level ressort, distrik dan pusat justru masih sangat tertutup. Dan ketertutupan ini sungguh sangat merugikan bagi kita semua karena bukan saja rentan terhadap penyimpangan melainkan juga merusak kepercayaan jemaat terhadap gereja.

c. Menyederhanakan rekening. Jumlah rekening HKBP di Pusat sebagaimana dicantumkan dalam Almanak (sebagian rekening lagi tidak dicantumkan) sudah terlalu banyak (21 buah) dan menyulitkan pengawasan. Saya berpendapat Pimpinan HKBP harus berani menyederhanakan rekening Pusat ini. Idealnya HKBP memiliki sistem rekening tunggal. Namun karena kondisi penyebaran jemaat di desa-desa yang jauh dari bank kita bisa membuatnya sementara menjadi tiga atau empat rekening saja. Namun syarat pembukaan rekening baru harus benar-benar diperketat dan dilakukan berdasarkan keputusan Rapat MPS.

d. Memberlakukan PPKU (Peraturan Pelaksana Keuangan Umum) HKBP. Sejak lama HKBP mengenal PPKU. Namun akhir-akhir ini PPKU tidak lagi menjadi acuan pengelolaan keuangan Pusat dan tidak dikenal di sebagian besar jemaat. Padahal dengan anggaran yang melebihi Rp 60 miliard per tahun Kantor Pusat HKBP benar-benar memerlukan pedoman dan peraturan keuangan yang rinci dan tegas. Menurut saya Pimpinan HKBP harus mendorong MPS menetapkan PPKU (Peraturan Pelaksana Keuangan Umum) HKBP yang baru dan memberlakukannya di seluruh HKBP sampai di jemaat-jemaat. 

e. Mendorong revisi aturan untuk menghidupkan kembali DKU (Dewan Keuangan Umum) HKBP. Dahulu Parhalado Pusat HKBP memiliki organ yang bernama DKU (Dewan Keuangan Umum) yang berfungsi membantu Pimpinan HKBP mengelola keuangan. Fungsinya mirip dengan Parhalado Parartaon di jemaat-jemaat. Namun di Aturan 2002 DKU tidak ada, dan ini sudah pasti melemahkan kontrol terhadap keuangan umum HKBP.

f. Mendorong revisi aturan menyangkut Bendahara HKBP. Di Aturan HKBP 2002 ketentuan mengenai Bendahara sangatlah lemah. Disana disebutkan Bendahara Umum dipilih oleh Rapat Pimpinan HKBP, hanya melapor sekali tiga bulan kepada Pimpinan (tidak disebut Ephorus atau Sekjen atau kelimanya), dan tidak ada masa periodenya. Menurut saya Bendahara Umum HKBP harus dipilih oleh Rapat MPS. 

g. Mendorong revisi aturan menyangkut Badan Audit. Dalam Aturan 2002 disebutkan MPS memilih Ketua Badan Audit, sementara 3-4 orang anggotanya dipilih oleh Rapat Pimpinan. Bagaimana mungkin Pimpinan memilih orang yang justru bertugas hendak mengauditnya? Sebab itu revisi Aturan harus dilakukan: MPS-lah yang memilih ketua dan anggota Badan Audit.

h. Mengirimkan Laporan Posisi keuangan HKBP secara teratur ke jemaat-jemaat. Ephorus HKBP memang bertanggungjawab kepada Sinode Godang. Namun menurut saya tidak ada salahnya dan malahan sangat baik jika jemaat-jemaat mengetahui perkembangan keuangan HKBP. Sebab itu Pimpinan baru harus merealisir janji mengirimkan atau membukakan keuangan HKBP yang sudah diaudit ini kepada jemaat-jemaat.

TOHONAN SINTUA

(Posted by Budianto Sianturi)
Pendahuluan
Didalam gereja atau persekutuan Kristen, “Sintua” (Penatua) dikenal sebagai salah satu unsur pelayanan atau petugas gerejawi yang memperoleh tugas pelayanan melalui penahbisan. Dengan penahbisan itu mereka dipilih dan disuruh oleh Tuhan untuk menjalankan suatu tanggung jawab kristiani yakni melayani Tuhan dan melayani sesama. Kemajuan sebuah pelayanan di jemaat (khususnya di gereja HKBP) bukan hanya tergantung kepada pelayanan seorang pendeta dan pelayan – pelayan yang menerima tahbisan (pangula na gok tingki = full time). Sintua mengambil peranan yang sangat penting dalam pelayanan di gereja.. itu sebabnya “tohonan sintua” bukan hanya sekedar pembantu (pangurupi) pendeta, guru jemaat, Bibelvrow, Diakones.

Tuesday, April 10, 2012




PELAYANAN PEMURIDAN (KELOMPOK KECIL)
Oleh : Charles Siahaan  

Keadaan Noposobulung Dewasa Ini

Jika kita membicarakan Naposobulung HKBP, maka pada umumnya NHKBP itu identik dengan paduan suara. Tidak ada di sana suatu proses kaderisasi untuk memungkinkan para naposo tersebut, menjadi anggota jemaat yang hidup, dan berperan aktif di dalam menunaikan tugas panggilan gereja; sebagaimana dirumuskan di dalam anggaran dasar HKBP, yaitu untuk memberitakan Injil. Bagi Parhalado dan anggota jemaat, jika NHKBP menyanyi di dalam kebaktian tiap kebaktian minggu, maka hal itu sudah cukup. Mereka biasanya mengatakan: “mangolu do NHKBP di huria on.”

Kita semua mengatakan bahwa NHKBP adalah masa depan dari jemaat, tetapi mereka tidak dibina dalam artian yang strategis tentang apa itu jemaat dan mereka pun tidak dilibatkan di dalam menentukan masa depan dari jemaat itu sendiri. Pada umumnya, mereka tidak diperlengkapi dengan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam rangka memampukan mereka mengelola jemaat di masa mendatang. Hal itu terlihat dengan tidak adanya satu proses pelatihan di dalam tubuh organisasi NHKBP.

Konfesi, Aturan dan Peraturan

Satu hal yang menjadi pertanyaan bagi kita ialah: apakah diperbolehkan anggota huria melakukan motto dari Departemen NHKBP itu, di dalam konteks pengajaran firman Tuhan kepada sesamanya? Menurut hemat saya, boleh! Sebab konfesi HKBP pasal 9 mengatakan bahwa semua anggota jemaat HKBP terpanggil menjadi saksi Kristus di dalam kehidupannya. (“Tahaporseai jala tahatindangkon do: Sude do halak Kristen baoa manang parompuan, tarjou gabe sitindangi ni Kristus di portibi on, songon marga na pinillit, hamalimon na raja, bangso na badia…. Tohonan hatopan ni sude halak Kristen i ma tohonan panghobasion.) Karena itu seorang naposo dapat menolong sesamanya di dalam hal iman, pengharapan dan kasih.

Salah satu ciri yang menonjol dalam jemaat Tesalonika kata rasul Paulus ialah: “pekerjaan iman, usaha kasih dan ketekunan pengharapan.”1  Lagi pula dalam Aturan dan Paraturan yang baru disahkan di dalam Sinode Godang HKBP tahun 2002, dalam pasal tentang “Hak ni Ruas”, dikatakan bahwa anggota jemaat berhak untuk mempersembahkan talentanya melalui kegiatan yang ada di dalam jemaat. Oleh karena itu, jemaat –terlebih Parhalado- seyogyanya memberikan ruang gerak yang luas tetapi terkendali bagi para naposobulung untuk mengekspresikan diri mereka dalam pelayanan terhadap sesamanya, sehingga mereka dimampukan “Masiurupan, Masitangiangan dan Masihaholongan” dalam artian yang luas. Seperti yang sudah dikatakan di atas, salah satu dari cara yang dianggap strategis untuk mencapai hal itu ialah melalui program pemuridan (KK).

Ciri dari Pemuridan:

Dalam rangka mengenal sesuatu, maka kita membutuhkan pengenalan akan ciri-ciri dari yang akan kita kenal itu. Adapun ciri dari pemuridan (KK) adalah sebagai berikut:
1.  Pemuridan adalah sebuah proses memimpin orang itu kepada Kristus dan menjadikan mereka ‘murid Kristus.’ Untuk itu kita harus menentukan lebih dahulu apa ciri-ciri seorang murid Kristus menurut Alkitab. Sebab standard dari seorang murid adalah Alkitab dan bukan rumusan manusia. Ada pun ciri itu ialah:
  1. Memiliki keintiman dengan Tuhan Yesus (Luk.9:23)
  2. Taat kepada firman Allah (Yoh.8:31)
  3. Berbuah banyak (Yoh.15:8)
  4. Memiliki relasi dengan Kristus di dalam kasih (Yoh.13:35)

Untuk dapat menampakkan kehidupan seperti ini di dalam hidup seorang pemuda, maka tidaklah cukup hanya menkotbahkan injil dari mimbar saja. Dibutuhkan satu pelayanan yang cukup intens dan berkualitas. Pelayanan tradisional yang dilakukan oleh gereja kita, rasa-rasanya tidak mampu untuk menciptakan seperti yang diuraikan di atas di milenium ketiga ini. Karena itu aspek utama dari pelayanan pemuridan adalah dalam rangka memungkinkan seorang yang dilayani itu dapat menjadi murid Kristus. Karena mereka yang melakukannya hanyalah kaum awam dengan keterbatasan waktu dan pemahaman, maka setiap orang yang dilayani oleh seorang pemimpin kelompok pemuridan jumlahnya hanya beberapa orang. Dua atau tiga orang. Orientasi kita bukan program, tetapi perubahan. Tidak ada gunanya melayani ribuan orang, tetapi mereka tidak berubah. Lebih baik melayani dua atau tiga orang, tetapi mereka mengalami perubahan. Hasil dari pelayanan kita ialah perubahan.

Tiap pribadi di dalam kelopok kecil ini, berhubungan satu sama lain secara intim. Oleh karena itu di dalam konteks pemuridan, laki-laki melayani laki-laki, perempuan melayani perempuan. Melalui persahabatan yang akrab, maka diharapkan visi pemuridan itu akan tertanam secara baik di dalam pribadi dari mereka yang dilayani. Karena pemuridan menciptakan pelipatgandaan di dalam pelayanan, sebab yang sudah mampu melayani akan mencari dua atau tiga orang lain untuk dilayaninya, sama seperti dia dilayani. Karena itu pemuridan bukan sebagai satu alternatif menurut hemat kami, tetapi itu adalah “core bussiness” kita. Hal itu kita katakan demikian, karena pemuridan senatiasa mengubah orang.

Produk dari pemuridan itu senantisa didefinisikan dengan jelas, sehingga dapat diterapkan di dalam kehidupan. Penekanan utama di dalam pemuridan ialah penerapan. Bukan ilmu teologi. Mottonya ialah: “belajar mengenal Yesus Kristus di dalam pengalaman, belajar memperkenalkan Yesus yang dikenal itu kepada orang lain”.

Ada lima elemen dari sebuah pemuridan yang dianggap menghasilkan buah, pertama: orang yang melayani itu diberdayakan oleh Roh Kudus dalam pelayanan yang dipercayakan kepadanya. Yang kedua, pelayan itu harus memiliki kehausan akan jiwa-jiwa yang akan dimuridkan. Ketiga, kebenaran yang diajarkan kepada mereka haruslah sistematik dan mudah diterapkan. Sekarang ini, kami memakai buku pelajaran yang diterbitkan oleh lembaga pekabaran injil. Hal itu dilakukan karena HKBP belum merumuskan kurikulum untuk pemuridan. Jika suatu hari kelak HKBP menyediakannya, maka kurikulum itulah yang akan diterapkan di dalam pemuridan ini. Elemen keempat ialah: relasi yang tercipta dalam interaksi pemuridan ini adalah hidup dengan hidup. Mereka sharing kehidupan secara kongkrit. Sama seperti Paulus menjadi contoh yang hidup bagi Timotius, demikian juga sang pemimpin itu menjadi contoh yang hidup bagi orang yang dilayaninya. Elemen kelima ialah adanya visi pemuridan yang jelas bagi mereka yang menerapkan pelayanan ini.
  1. Karena core bussiness kita adalah pemuridan, maka misi untuk menjadikan murid Kristus menjadi fokus dari setiap keputusan yang diambil. Pola ini akan menjadi filter atas setiap keputusan yang akan diambil dalam konteks organisasi. Contohnya, di HKBP Menteng, mereka yang dapat diangkat menjadi pengurus ialah mereka yang sudah dapat memimpin di dalam pemuridan. Pemahaman kita ialah, jika dia dapat memimpin dua atau tiga orang serta berhasil, maka dia pun akan dapat memimpin kelompok besar, dalam hal ini organisasi NHKBP. Dengan pola pikir seperti itu, maka kita dimungkinkan untuk tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan. Kita tidak akan membuat program yang tidak membuat relasi yang hidup antara sesama naposobulung tidak bertambah intens; sesemarak apa pun program itu. Sebab orientasi kita bukan program, tetapi orang yang berubah.
  2. Tolok ukur adalah perubahan. Orang datang kepada Kristus dan diubahkan. Karena pemuridan adalah menjadikan seorang itu murid Kristus, maka setiap orang Kristen, khususnya naposobulung harus di follow up di dalam kasih Kristus. Melalui follow up itu, maka diharapkan orang mengalami perubahan melalui pelayanan yang sistematik dan menjadi dewasa di dalam iman. Hal itu memungkinkan setiap orang yang dilayani itu akan melayani juga di dalam jemaat dengan karunia yang dia terima dari Allah.
  3. Melalui pemuridan ini, akan dibangkitakan para pekerja Kristus di tengah-tengah huria. Hal ini memungkinkan adanya reproduksi rohani dari satu generasi ke generasi yang lain. Hal ini juga memungkinkan adanya supply pelayan bagi guru-guru sekolah minggu kita yang berkualitas, pelayan di remaja, dan di naposobulung, bahkan di punguan ama, ina dan parhalado. Bahkan orang-orang yang sudah melayani ini, setelah mereka berkeluarga, mereka ini pun akan menjadi potensi-potensi yang akan melayani sebagai sintua. Sehingga kualitas parhalado HKBP di Jakarta, menjadi parhalado yang berkualitas, bukan saja secara sosial; tetapi juga secara rohani. Mereka dengan segenap hati akan melayani, bukan harus didorong-dorong sebagaimana biasanya di huria kita. Melalui pelayanan ini, akan muncul pemimpin yang berkualitas yang dimiliki HKBP.
  4. Melalui pemuridan ini kita menikmati kasih yang tulus, sebab kita bersahabat dengan mereka yang kita layani.
  5. Melalui pelayanan pemuridan ini, fokus kita menjadi berubah, orientasi kita mengarah ke luar, bukan ke dalam jemaat semata-mata. Hal itu disebabkan orang yang dilayani dimotivasi oleh orang-orang yang melayani kita. Mereka mendorong kita untuk peduli dengan orang yang belum dilayani. Visi pemuridan pun akan membukakan mata hati kita terhadap visi dunia. Jika seorang anak jemaat HKBP dilayani di dalam pemuridan, lalu kemudian mereka sekolah di luar negeri, bukankah dia juga dapat sekaligus mejadi utusan HKBP untuk memberitakan Injil di kampusnya yang ada di luar negeri? Orang akhirnya mengerti bahwa visi pemuridan itu adalah sesuatu yang sangat besar, sebab dia sedang melaksanakan amanat Agung Kristus.
  6. Para pemimpin kita di masa mendatang adalah pemimpin yang berkualitas, dan mereka bisa menjadi contoh di dalam kehidupan ini.

          Dasar pemikiran di dalam pemuridan
          1.  Mungkin ada orang bertanya, apa dasar pemuridan yang diutarakan di atas? Jawabannya ialah: Yesus sendiri memerintahkannya.
          a.  Mat.28:19-20, Yesus memerintahkan kita untuk memuridkan orang!.
          b.  Mat.4:19, Yesus mengatakan agar kita menjala manusia.
          c.  II Tim.2:2, Paulus mengatakan agar Timoteus membuat multiplikasi.
          d.  Kis. 1:8, Kristus memerintahkan kita menjadi saksi bagi Dia.

          Melalui pemuridan, persekutuan akan dibangun menjadi komunitas pelipatgandaan. Banyak persekutuan yang mengira mereka sedang memuridkan, namun mereka tidak melakukannya secara intensif.

          2. Alasan kedua ialah: pemuridan adalah prinsip multiplikasi secara rohani, jelas dan konsisten dilaksanakan di dalam Alkitab. Nabi Yesaya menyuarakannya dalam Yes.43:4 bahwa berharga di mata Tuhan orang yang percaya kepada-Nya. Di tempat lain Tuhan juga berjanji bahwa Dia akan mengadakan transformasi dalam hidup orang pilihan-Nya (Yes.60:22). Yesus memerintahkan hal itu agar dilaksanakan (Mat.28:19-20), Paulus juga memerintahkan hal yang sama kepada muridnya Timoteus (II Tim.2:2)
          3. Pemuridan membangun anggota jemaat menjadi dewasa secara rohani, demikian juga para pengurus kategori, serta para pemimpinnya. Hal itu diutarakan Paulus di dalam Ef.4:11-15, demikian juga penulis surat Ibrani dalam Ibr.10:24-25

          4. Pemuridan adalah strategi yang dipakai Yesus Kristus di dalam menjangkau seluruh dunia bagi diri-Nya sendiri. Oleh karena itu tantangan utama bagi kita sekarang ini ialah: bagaimana kita berpikir secara berbeda dengan para pendahulu kita di dalam melayani, khususnya di kalangan naposobulung, tanpa harus kompromi tentang Injil, dan tidak melangkahi doktrin HKBP. Pertanyaan bagi kita sekarang ini ialah bagaimana kita memotivasi orang supaya berperan serta di dalam pemuridan ini, serta memotivasi orang supaya dapat berinisiatif sendiri untuk mereproduksi murid bagi Kristus, dan bagaimana supaya pengambil keputusan di dalam huria memahami program ini bukan sesuatu yang berbeda dengan pemahaman HKBP pada umumnya.

          Bagaimana kita melakukannya.
            1. Membentuk satu team work yang memahami dengan jelas visi pemuridan di kalangan naposobulung. Mereka ini akan memuridkan orang dan bereproduksi di dalam iman, sehingga semua pengurus dari NHKBP telah mampu bereproduksi. Untuk itu tantangan bagi para pemimpin NHKBP, mereka harus jadi panutan bagi orang yang akan mereka pimpin. Pemimpin yang berkualitas, senantiasa menghasilkan anak bimbing yang berkualitas. Sang pemimpin harus mendemonstrasikan hidup beriman, sehingga mereka yang dilatih itu melihat penerapan iman di dalam hidup pemimpinnya. Pemimpin harus mendorong orang yang dilayani menjadi murid, memperhatikan perkembangan mereka dan juga mendorong mereka ke dalam pertumbuhan.
            2. Team work ini terdiri dari dua atau tiga orang yang dilatih oleh seorang pemimpin. Setelah itu mereka akan merencanakan arah pelayanan itu dibantu oleh Parhalado, khususnya pendeta dan paniroi NHKBP. Para pemimpin ini mendengar dari Allah hal-hal yang harus mereka lakukan. Hal itu akan melahirkan visi yang jelas dan tepat untuk huria yang mereka layani. Setelah itu team work ini akan mendefinisikan arahan, dan memfokuskannya terhadap huria yang mereka layani.
            3. Team work ini harus mengenal dengan baik huria yang mereka layani. Mereka mengenal HKBP dengan seluruh tradisi di dalamnya. Mereka juga harus mengenal dengan baik pribadi-pribadi yang mereka layani. Apa yang menjadi kebutuhannya, dan mereka menyatu dengan orang yang dipimpinnya. Mereka juga harus memahami kebutuhan, penderitaan dan kelemahan mereka sendiri dan orang yang mereka layani. Itulah sebabnya kelompok ini haruslah kelompok kecil, agar dapat saling memperhatikan satu sama lain.
            4. Team work ini diharapkan mempersiapkan lingkungan dimana mereka melayani sehingga suasana pelayanan menjadi kondusif bagi pelayanan itu sendiri. Para pemimpin membuat pendekatan kepada pendeta, para sintua dan para pengurus kategorial lainnya, khususnya para guru sekolah minggu. Mereka harus memberikan sosialisasi tentang pelayanan pemuridan itu kepada setiap orang yang berperan di dalam huria secara proporsional. Di samping itu, para pemimpin yang merupakan team work ini, memaparkan arah pelayanan dan merencanakan pelayanan itu bersama-sama orang yang dilayani.
            5. Team work merubah mind set pelayanan dari orientasi program ke arah orang. Para pemimpin menolong orang yang dilayani agar melayani dalam substansi sharing life ketimbang program.
            6. Team work mengembangkan calon pemimpin secara intensional
            7. Team work akan mengadakan out reach. Team work merencanakan strategi untuk mencapai orang-orang yang belum dilayani di dalam pemuridan. Dengan demikian kita bisa menjangkau orang yang berbakat menjadi berkat bagi bagi sesamanya, dan pada akhirnya bagi huria. Akhir dari semuanya itu ialah terbentuk team work baru yang siap diutus untuk melayani orang lain.
            8. Teamwork ini melayani tanpa batas waktu periodik.

                    Hasil  dari Pemuridan :
                    1.  Adanya satu generasi pelayan yang berjalan bersama dengan Allah, bekerja untuk Allah dan menjangkau orang yang belum dilayani.
                    1) I Tes 1:3