KEBIJAKAN DASAR SEKOLAH MINGGU HKBP
(Written by Daniel Taruliasi Harahap)
Pendahuluan
Untuk memberdayakan, memberi arah dan memberi batasan atas ruang lingkup tugas Departemen Sekolah Minggu HKBP (mungkin namanya akan berganti sesuai Aturan yang baru nanti, karena di Kantor Pusat HKBP akan ada hanya 3 Departemen : Koinonia, Marturia dan Diakonia), perlu dibuatkan Kebijakan Dasar Sekolah Minggu HKBP. Dalam hal ini perlu bahwa ada perbedaan antara Departemen Sekolah Minggu (unit) dengan (kegiatan) Pelayanan Anak Sekolah Minggu (ASM).(Departemen) Unit Pelayanan Sekolah Minggu merupakan wadah pelayanan Sekolah Minggu selaku motivator, fasilitator dan koordinator.Memang pusat perhatiannya adalah ASM. Disamping itu ada lagi yang menjadi perhatiannya, yaitu : Guru – guru Sekolah Minggu dan orangtua ASM. Unit ini bukan selaku pelayan (pelaksana). Pelayanan terhadap ASM ada di tingkat jemaat setempat (huria marsada-sada).
Kebijakan Dasar Sekolah Minggu meliputi Kebijakan Unit Sekolah Minggu dan Kebijakan Pelayanan (AS). Dalam pelayanan ASM orangtua diikutsertakan dan diberdayakan / diperlengkapi sehingga mereka menjadi orangtua yang efektif. Parhalado juga diberdayakan agar mereka menyadari tanggungjawabnya dalam pelayanan Anak Sekolah Minggu dan termotivasi untuk semakin mengembangkan pelayanan ASM. Pihak lain yang ikut dalam pelayanan Sekolah Minggu adalah STT, SGH, Sekolah Bibelvrow dan Pendidikan Diakones HKBP. Diharapkan lembaga ini memuat pendidikan ASM dalam kurikulumnya.
BAB I
PENGERTIAN, VISI DAN MISI
Pengertian Dasar Sekolah Minggu
Sekolah Minggu adalah Sistem Pelayanan gereja yang bermutu bagi generasi muda pada jenjang usia anak-anak kelompok bermain, SD dan remaja.
Visi Sekolah Minggu adalah :Pelayanan Sekolah Minggu menjadi suatu sistem kepelayanan anak yang handal. terpercaya dan yang mampu meletakkan fundasi iman yang kokoh pada generasi kelompok usia agar kudus, taat dan berdisiplin dalam nasehat dan ajaran Tuhan Yesus Kristus dan menjadi berkat dimanapun anak berada.
Misi Sekolah Minggu HKBP adalah :Memberdayakan setiap unsur (orang tua, kaum profesional / integrial) warga jemaat untuk pelayanan Sekolah Minggu Mengadakan kerjasama terstruktur dan terlembaga dengan unsus-unsurdiatas. Menyelenggarakan Ibadah, Kurikulum Pendidikan dan perenese sesuai dengan alamiah / kodrat anak,terprogram (bertahap, berkelanjutan, terukur). Melaksanakan pelayanan (perbuatan terprogram, terstruktur, teruji dan terukur) yang mendorong perkembangn dan pertumbuhan Kemampuan Spritual, Kemampuan Emosional, Kemampuan Mental, Kemampuan Intelektual. Menyelenggarakan pelayanan anak dengan terorganisasi , sifat partisipatif dan bertanggungjawab
BAB II
PRINSIP DASAR KRISTIANI PELAYANAN TERHADAP ANAK SEKOLAH MINGGU
Pilihan Allah terhadap bangsa Israel menjadi umatNya didasarkan pada kasih dan karunia Allah semta dan bukan karena adanya nilai tambah yang dimiliki bangsa itu.(Ul.7:7-8). Guna mewujudkan pemilihan itu, Allah membebaskan mereka dari negeri perhambaan Mesir, membimbing dan memelihara di perjalanan dan memberikan tanah yang penuh berkat. Umat pilihan diikat dengan janji dan berkat yang tertuang dalam Dekalog (Kel.12), agar umat itu mempercayai Jahweh adalah Esa dan Maha Kuasa, Dialah Tuhan bagi umat itu dan umat itu menjadi milikNya. Allah tetap setia terhadap ikatan janji itu meskipun umat itu selalu menyeleweng. Bahkan di dalam pengalaman pahitpun, Allah tetap mengasihi dan melimpahkan karuniaNya kepada umat, agar mereka berbalik kepadaNya (Yes. 54:10). Umat Israel adalah satu komunitas Kudus, karena Allah pemilikNya adalah kudus. Kekudusan itu menjadi tabiat khas dari tiap komunitas yang mengalami kasih dan kekuasaan Allah di sepanjang sejarah, yang kelak dinamakan dengan warga kerajaan Allah atau warga gereja. Sebagai tanda kewargaan di dalam komunitas pilihan ini, Allah menetapkan sunat dan kemudian menjadi babtisan kudus yang dilakukan sedini mungkin pada masa bayi.
Anak adalah berkat keturunan dari Allah (Maz. 127:3), yang kehadirannya harus diterima dengan ucapan syukur dan senang hati. Meskipun anak adalah berkat, tetapi orangtua bukanlah pemilik, dananak tidak merupakan subordinal dari orangtuanya. Status anak di dalam komunitas adalah sama dengan status orang dewasa (Kej. 4:22, Ul. 14:1, Gal. 3:28). Dlam hal ini anak adalah subyek. Untuk menerima diri sebagai warga kerajaan Allah, anak perlu memahami isi perjanjian Allah dengan umat pilihanNya, mengalami kuat kuasa dan kasih Allah yang membebaskan. Dalam hal ini anak adalah obyek (Maz. 78:5-6).
Allah adalah pencipta, Pemelihara, dan Penyelamat mempunyai tujuan yng pasti sesuai dengan rencanaNya melalui kehadiran anak dalam komunitas kerajaan Allah. Anak menjadi berkat bagi keluarga, komunitas dan bagi masyarakat luas termasuk yang belum menjadi wargakomunitas itu (Kej. 12:2-3, Gal. 3:8). Sebagai warga dan pewaris kerajaan Allah, anak wajib dilibatkan dalam dinamika kehidupan persekutuan guna memahami dan mengaktualisasikankepemilihan Allah terhadap dirinya dalam kehidupan sebagai anak (Ul. 6:21-25). Dengan demikian, anak tidak merasa sebagai orang asing dalam persekutuan tersebut, bahkan melalui keterlibatan mereka diharapkan mereka memperoleh pengalman yang sama seperti yang dialami oleh nenek moyang mereka dalam hal cinta kasih Allah yang menyelamatkan.
Yesus menegaskan keberadaan anak di dalam kerajaan Allah. Anak adalah pemilik (Mark. 10:14,Luk.18:16), yang memperoleh hak azasi dan kebebasan dari Allah sebagaimana alamiah anak itu sendiri untuk memasuki dan ikut serta di dalam sejarah perjalanan kerajan Allah. Ia mengecam pihak manapun yang berusaha melecehkan, mempersulit atau menghalangi dalam bentuk apapun (filsafat, struktur, organisasi, pendekatan, dsb.) sehingga anak tidak dapat mengenakan haknya didalam perjalanan komunitas kerajaan Allah (Mat. 18:5-6+10). Bahkan figur anak dengan kebersahajaannya (tulus dan polos) adalah bukti pertobatan sejati (Mark.10:15).
Reformator, DR.Martin Luther mengatakan bahwa tidak ada dosa yang lebih berat daripada kelalian mendidik anak di dalam firman Allah. Untuk itu, sebelum menempuh perkawainan, gereja harus memperlengkapi kedua calon mempelai dengan pemahaman visi, misi, makna kekeluargaan dan pengetahuan serta ketrmpilan guna mendidik anak (Ibr.2:13). Perlengkapaan ini sangat vital dan startegis, dan perlu diprogramkan dengan berkesinambungan mulai dari konseling pranikah. Katehisasi sidi dan pemberdayaan keorangtuaan.
Orangtua, bapak dan ibu yang setia terhadap janji yang diucapkan pada saat membaptis anak, akan terus mengembangkan panggilan sebagai imam, pendidik dan pemimpin bagi anak seisi rumahnya (Yos. 4:6 , Eps. 6:4). Untuk menerapkan panggilan tersebut, orang tua perlu menciptakan suasana, memberikan tanda atau media khas, waktu secukupnya, mempergunakan metode-metode yanga relevan untuk berkomunikasi dengan anak (Ul. 6:6-9). Orangtua harus membuat keseimbangan daya, dana, dan waktu antara mencari nafkah dengan membesarkan anak sepenuhnya. Dengan demikian, anak termotivasi untuk mendalami dirinya sebagai warga kerajaan Allah dan mempercayai Allah yang Esa di dalam Yesus Kristus. Pengaktualisasiaan panggilan ini dipertegas oleh Yesus dengan mengatakan bahwa bapak yang jahatpun tahu memberikan kebutuhan yang patut bagi anaknya (Luk.11:11-13).
Kekurangansungguhan mendidik anak adalah tanda kemurtadan (1Tim. 5:8) yang tidak dapat diampuni. Gereja dengan seluruh warganya baik kategorial, fungsional,.professional, harus bergandengan tangan dengan komitmen yang kokoh untuk merencanakan,menyelenggarakan danmengendalikan pelayanan anak Sekolah Minggu. Gereja adalah lembaga komunitas kudus, dan salah satu tugasnya ialah menolong para orangtua untuk mendidik anak melalui pelayanan Sekolah Minggu (1 Kor. 12) banyak diantara warga jemaat yang mempunyai talenta ataupun keahlian serta ketrampilan untuk mendidik anak, danpendidikan Sekolah Minggu dapat terselenggra dengan baik apabila mereka turut serta dilibatkan secara terstruktur. Guru Sekolah Minggu adalah utusan gereja untuk menyelenggarakan pendidikan Sekolah Minggu. Mereka juga sebagai perantara gereja dengan rumah tangga perlu diperlengkapi melalui progrm tertentu secara bertahap dan berkesinambungan agar pengetahuan dan ketrmpilan mereka tetap relevan dan actual dalam penyelenggaraan pendidikan Sekolah Minggu. Sangat mungkin para guru
Sekolah Minggu diperlengkapi ke jenjang yang lebih professional.Pendidikan Anak Sekolah Minggu tidak sebatas pengajaran karenapelayanan membesarkan anak di dalam disiplin dan nasehat Firman Allah(spritualitas) memaksudkan pelayanan dengan sasaran untukmengembangkan kecerdasan moral, emosional dan intelektul anak (Eps6:4). Artinya kerugma dn didakhe tidak mencukupi dan perlu diikutidengan paranese (peneguhan). Ketiga komponen ini adalah satu unituntuk membesarkan anak (Ams. 18:12).Pendidikan Anak Sekolah Minggu adalah setiap upaya nyata yangbermaksud menolong tiap anak untuk memenuhi kebutuhan spritual,moral, emosional / mental dan intelektual anak, berdasar pada rencanaAllah terhadap diri anak (berkat) dan dunia ini. Untuk itu diperlukanprogram pengajaran meliputi kurikulum, metode pembelajaran dengan mempertimbangkan kategori usia.
Pendekatan metodik tetap menghormati karakter dan ciri khas anakkarena tidaklah orang dewasa ukuran mini. Dalam kaitan inipengembangan relasi dialogis-psikologis perlu dikembangkan (Ams.22:6)sekaligus memotivasi supaya kuriositas anak tentang kuasa dan cintakasih Allah bertumbuh teguh (Kej. 12:24-27).Pendidikan Anak Sekolah Minggu berhubungan langsung dengan merosotnya gereja atau bertumbuhnya kerajaan Allah (2 Tawarikh 17:7-9 ; Ams. 3:13-15 ; Ams.8:11-12). Gereja yang taat dan setia terhadap Allhpemiliknya perlu mengadakan evaluasi yang terstruktur, terprogram,dan terus menerus terhadap penyelenggaraan pelaksanaan pendidikanAnak Sekolah Minggu . Denagn kejujuran mengadakan evaluasi ini makapeningkatan mutu pendidikan Anak Sekolah Minggu dapat direalisasikan secara mantap.
BAB III
PRINSIP – PRINSIP DASAR MANAJEMEN PELAYANAN ANAK SEKOLAHMINGGUPrinsip-prinsip dasar itu adalah sebagai berikut.Gereja dengan keberagaman latar belakang : kategori usia, fungsi,profesi (unsur) dari warga adalah lembaga persekutuan pembelajaran.Pengertian keberagaman dalam hal ini mengandung makna seperti ko-eksistensi, ko-operasi, ko-relasi, karena setiap unsur adalah berada setara dan saling mempengaruhi.
Pelayanan gerejawi terhadap Anak Sekolah Minggu adalah prosespembelajaran formal dan informal secara seimbang dengan maksud(sasaran) mengembangkan sistem, proses daan pola perbuatan di dalamkepelayanan bagi Anak Sekolah Minggu. Dalam pengertian pembelajaranini terkandung makna penyegaran (refreshing), pemberian motivasi,pemahaman yang benar dan tepat, da komitmen.Kebersamaan di antara unsur-unsur tersebut adalah prinsip strategisuntuk melibatkan setiap unsur tanpa ragu. Untuk keteguhan kebersamaan itu diperlukan sifat sinergi yang terstruktur dan teratur,keterpaduan, kesalingbutuhan, karena semua unsur mempunyai kesempatan dan tanggungjawab yang seimbang. Sistem, proses, dan pola perbuatan-perbuatan yang terorganisasikan membutuhkan tabiat kerjasama dan dalam kaitan ini, hakikat kemanusiaan, manusia, hubungan manusiawi dan tekad saling melayani sangat menentukan.
Pemberdayaan dalam kependidikan Anak Sekolah Minggu adalah proses-proses yang bersifat sirkuler dan bukan linier. Dengan proses inidapat dikendalikan produk dan mutu serta kebersamaan.Proses initerjadi di dalam unit pendidikan Sekolah Minggu (internal) dan antaraunit internal dengan unit eksternal yang dibentuk oleh unsur-unsurwarga. Proses sirkuler itu meliputi perencanaan, pengorganisasian,pengujian, pengamatan dan pelaksanaan.Tim kerja adalah wujud dari kebersamaan yang realis, strategis dengansifat efektif dan efisien.Prisnsip ini mengimplikasikan bahwa semuapihak (penyelenggara, pengelola, pelaksana, kelurga dana bahkansekolah umum serta masyarakat pada dasarnya adalah suatu tim kerjasama.
Produk dan hasil sepenuhnya dari kepelayanan Anak Sekolah Mingguadalah sistem, proses dan pola perbuatan yang aktual dan relevandalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan anaak. Hasil ini terdiri dari jasa kurikulum, jasa hubungan dengan pihak terkait langsung(keluarga,jemaat), jasa pemberdayaan keorangtuaan, jas hubungan tidaklangsung (sekolah, masyarakat) dan jasa administrasi. Anak Sekolah Minggu adalah produk parsial.
Anak adalah pelanggan internal dan pemakai langsung jasa. Pelanggankedua adalah keluraga, ketiga adalah tempat, sekolah dan jemaat.Pengertian pelanggan mengungkapkan adanya sikap resiprokal (berbalas-balasan), saling membutuhkan, memahami kebutuhan, melengkapi.Pertumbuhan anak (mutu) dapat dicapai apabila produk sepenuhnyakepelayanan anak mengandung nilai kesesuaian antara kemampuan produk dengan kebutuhan para pelanggan. Nilai ini mempunyai ciri : (1).Relevansi, (2). Efisiensi, (3). Efektivitas, (4).Akuntabilitas/kepercayaan, (5). Kreativitas, (6) situasi yangkondusif/damai sejahtera, (7). Penampilan, (8). Ketanggapan, (9).Kepemerhatian, (10). Produktivitas. Pelayanan bermutu adalah proses-proses yang terjadi dalam penyelenggaraan semua faktor dari unitinternal yang mampu mendorong pertumbuhan kecerdasan spritual, moral, emosional/mental dan intelektual anak secara seimbang dan seutuhnya. Dalam kaitan ini perlu dibuat prioritas tentang ciri apa yang paling diutamakan anak.
Kepuasan adalah pemberian semua kebutuhan pelanggan. Jadi kinerjadari semua unit perlu mengutamakan kepuasan. Nilai-nilai kebutuhanitu adalah Security and Service (kenyamanan dan kepelayanan), Enjoyand Esteem (keceriaan dan harga diri), Love and Limits (cinta danketeraturan), Freedom and Faith (kebebasan dan kepercayaan).Kurikulum adalah faktor terkemuka yang terstruktur dan terukur,memuat program pembelajaran, ibadah dan peneguhan yang secaralangsung berhubungan dengan kebutuhan pelanggan langsung. Jasakurikulum mempunyai sifat integral, holistik, berjenjang,berkesinambungan sesuai dengan tahap kebutuhan anak.Evaluasi ditujukan kepada sistem dan proses serta pola perbuatandengan cara mengumpulkan seluruh informasi tentang penyelenggaraanpelayanan sebagai masukan untuk mengendalikan dan meningkatkan mutu. Evaluasi ini mempunyai ciri : bertahap, perbaikan, peningkatan mutu secara berkesinambungan dengan mempergunkan analisis SWOT. Di dalam evaluasi hakikat kebebasan pengendalian perlu dipertahankan agar kesempatan untuk mengembangkan kinerja dan metode secara kreatif dan inovatif untuk menjalankan tugas dengan efektif dan efisien, baik bagi penyelenggara, pengelola maupun pelaksana tetap tersedia.Faktor pemberian penghargaan SDM tidak boleh diabaikanGuru adalah SDM pelaksana dan mitra orangtua, yang telah melaluiproses seleksi dan telah menjalani pendidikan dalam hal pengembangankompetisi. Pengembangan ini adalah terlembaga, bertahap, berjenjang,berkesinambungan, dan sangat mungkin hingga ke jenjang professional.Orangtua adalah mitra dari guru, yang juga menjalani prosespemberdayaan agar menjadi bapak dan ibu yang bermutu di dalammembesarkan anak seisi rumahnya.Proses pemberdayaan ini adalahbertahap dan berkesinambungan, dan dengan memanfaatkan momentum yaang tersedia (pra nikah, katehisasi sidi). Pendanaan yang bersifat funded yaitu dana yang diperlukan tersedia dan mencukupi.
BAB IV
PENYELENGGARA SEKOLAH MINGGU
Organisasi di tingkat Pusat, Distrik, Ressort, Huria.Tiap Distrik dapat mengembangkan programnnya secara kontekstual,sesuai dengan kebutuhan khas masing-masing Distrik dengan mengacupada Pedoman Umum Sekolah Minggu yang dikelurkan oleh (Unit) Sekolah Minggu HKBP.SDM dan sistem pemberdayaan GSM berjenjang, berkelanjutan,terlembaga, terstruktur, terukur. Diperlukan syarat bagi calon GuruSekolah Minggu untuk menjadi GSM yang diperlengkapi dengan membuka kerjasama dengan lima lembaga pendidikan teologi HKBP dan dengan FKIP UHN Jurusan PAK. Koordinator Sekolah Minggu di tiap jemaat setempat diperlukan. Kurikulum Sekolah Minggu dijuruskan sesuai pemakai kurikulum : GSM, ASM, Orangtua
Sistem pembelajaran memakai berbagai metode yang dimungkinkan. Tiga guru mengajar pada satu kelas.Sistem sekarang perlu dirobah untukmencapai tingkat mutu yang digariskan dalam visi.Anak-anak SekolahMinggu didampingi agar mereka kaya melalui pengalaman (eksperensial)sehingga kecerdasan spritual, emosional, intelejennya berkembang. Halyang visual dan eksperensial lebih berpengaruh bagi pertumbuhan anak.Prasarana dan sarana yang dibutuhkan Sekolah Minggu (alat-alat bantuseperti kursi, meja, alat-alat bermain, kertas-kertas, gambar-gambardan papan tulis) disediakan oleh jemaat setempat. Anak-anakdimungkinkan untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan SekolahMinggu . Pengadaan dana diupayakan sehingga setiap sekolah minggu di setiap jemaat setempat dapat menyelenggarakan pelayanan Sekolah Minggu dengan efektif.
(diambil dari buku Kebijakan Dasar SM HKBP - Departemen SM HKBPPearaja - Tarutung)